Minggu, 05 Februari 2012

Puspa lptek Bandung


Puspa Iptek Kota Baru Parahyangan

photo: che/indoplaces
Siapa masih kenal jam matahari? Kenal tak kenal, yang pasti jam matahari-lah yang jadi 'kebanggaan' Kota Baru Parahyangan. Jam matahari atau 'sun dial' yang diklaim sebagai terbesar di dunia ini jadi gerbang kedua setelah gerbang utama kota mandiri 'Kota Baru Parahyangan' di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

Dan bukan sekedar jam matahari raksasa, yang jarumnya punya panjang 30 meter, bangunan yang mengisi bundaran pertama Kota Baru Parahyangan ini merupakan gedung Puspa Iptek, alias Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Di bawah atap miring sundial terdapat museum atau atau pusat peragaan alat-alat iptek.

Gedung Puspa Iptek diresmikan Menristek Hatta Radjasa pada 11 Mei 2002, setelah setahun sebelumnya batu pertamanya diletakka Menristek Muhammad AS Hikam. Gedung serupa, dengan ragam alat peraga iptek yang berbeda, terdapat pula di Taman Mini Indonesia Indah.
 
Legenda:
P = Pintu gerbang Kota Baru Parahyangan

Alamat:
Kota Baru Parahyangan
Jalan Raya Padalarang 427
Padalarang
Bandung Barat 40553


Tel: 022-680 3777
Fax: 022-680 3020

Website: www.thebiggestsundial.com


Jam Operasional:
Selasa - Minggu 08.30 - 16.30 WIB
(Hari Libur Nasional & Libur Sekolah Tetap Buka )

Harga Tiket:
Anak (3–13 tahun) Rp. 10.000,-
Dewasa Rp. 10.000,-
Rombongan Minimal 50 orang, diskon 10%
 
Gedung Puspa Iptek berada di bawah atau menjadi penopang jam matahari. Elemen atau jarum jam matahari yang menuju puncak bangunan panjangnya 30 M. Ketika disorot sinar matahari, jarum jam akan menimbulkan bayangan ke bidang horisontal dan vertikal, dan menjadikannya berfungsi sebagai jam matahari.

Data fisik Jam Matahari Kota Baru Parahyangan:
1. Luas Lahan : 7.850 M2
2. Luas Bangunan + pendukungnya : 2.000 M2
3. Luas Taman Berundak : 3.300 M2
4. Bidang Refleksi Horisontal : 2.785 M2
5. Bidang Refleksi Vertikal : 50 M2
6. Panjang Jarum ( Gnomon ) : 30 M
7. Ketinggian Jarum ( Gnomon ) : 15 M
8. Jumlah Alat Peraga : 25 unit
9. Total Biaya (diluar alat peraga) : 3,5 Milyar
 
Oleh Lyman Gruoup sebagai pengembang, Gedung Puspa Iptek dirancang sebagai satu kesatuan dengan pintu gerbang Kota baru Parahyangan. Secara konseptual gerbang, replika bumi, dan jam matahari melambangkan konstelasi Matahari–Bumi–Bulan.

Di gerbang Kota Baru Parahyangan terdapat replika Bumi berupa batu bulat dari batuh utuh berdiameter 2 meter. Batu seberat 12 ton itu diambil dari daerah Padalarang juga, yang memang dikenal banyak memiliki bukit berbatu yang jadi favorit para penambang batu.

Batu bulat tersebut dikelilingi oleh 12 tiang yang melambangkan 12 bulan. Pada masing-masing tiang terdapat ragam hias kalender tradisional dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara.
 
Saat diresmikan, gedung Puspa Iptek dan Jam Mataharinya langsung mendapatkan 2 rekor MURI sekaligus. Yakni untuk kategori 'Jam Matahari Terbesar di Indonesia' dan 'Jam Matahari Vertikal dan Horisontal Pertama di Indonesia'. 
 
Gedung Puspa Iptek dan jam matahari raksasanya juga termasuk dalam program IBM Tryscience, yang merupakan program mengakrabkan pelajar, remaja, dan kalangan umum kepada dunia iptek lewat museum ipten dan pusat peraga iptek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar